STRATEGI DALAM E-BUSINESS


        I.            ISU - ISU DALAM E-BUSINESS

1.       Teknologi hanya memegang peranan lebih kurang 1/3 bagian saja

2.       Perusahaan e-bisnis harus memperhatikan2/3 bagian lainnya, organisasi, sdm, relasi, sistem manajerial dan strategi yang akan di terapkan

3.       Persoalan e-bisnis buka sekedar penerapan TI dalam sistem bisnis tradisional tapi juga perubahan yang berjalan bersamaan

 

     II.            PERILAKU KONSUMEN

Perubahan pola perilaku konsumen tradisional menuju E-Bisnis, menurut Budi Sutedjo (2001) ada 7 perubahan pola perilaku konsumen tradisional ke e-bisnis yaitu

1.       Pola Belanja, dari pergi ke pasar tradisional menuju komputer

2.       Pola Pemilihan Barang, dari memegang barang menjadi melihat katalog elektronik

3.       Pola Transaksi, dari pola ada uang ada barang menjadi ada uang barang dikirm

4.       Pola Konsumsi, barang dibeli tidak dapat langsung di konsumsi

5.       Pola Pemakaian Barang, khusus barang berwujud, harus melalui perantara

6.       Pola Pembayaran, dari tunai kini adaketerlibatan pihak ketiga seperti penggunakan kartu kredit, uang digital atau cek elektronik

7.       Pola Komunikasi, seolah kesempatan untuk membina pertemanan hilang

Perilaku konsumen secara umum dibagi menjadi 2 yaitu:

1.       Perilaku konsumen bersifat rasional:

a.       Konsumen memilih barang yang sesuai dengan kebutuhan mereka,

b.       Barang yang dipilih konsumen memberikan kegunaan yang optimal bagi konsume,

c.       Konsumen memilih barang yang kualitasnya terjamin,

d.       Konsumen memilih barang yang memiliki harga sesuai dengan kemampuan mereka.

2.       Perilaku konsumen bersifat irrasional:

a.       Konsumen sangat mudah tertarik dengan iklan dan promosi di media cetak maupun elektronik yang tren sekarang ini,

b.       Konsumen memiliki barang-barang ber merek yang sudah dikenal luas atau sudah terkenal,

c.       Konsumen memilih barang bukan berdasar kebutuhan melainkan kebutuhan gengsi.

 

  III.            STRATEGI E-BUSINESS

Beberapa yang perlu dipertimbangkan dalam pembentukan strategi e-business :

a)       Penyusunan rencana pengembangan

Dalam perancangan suatu e-business dibutuhkan susunan – susunan rencana yang digunakan selama mengembangkan sistem yang akan digunakan.

b)      Pembangunan secara bertahap/dinamis

Implementasi e-business dalam suatu usaha yang sebelumnya belum menerapkan e-business harus dilakukan secara bertahap dan tidak langsung. Ada yang beriringan berjalan dengan sistem lama, implementasi separuh (separuh sistem lama, separuh sistem e-business) atau bahkan implementasi langsung. Selain itu butuh evaluasi terus – menerus dalam penerapan e-business yang dikarenakan perkembangan teknologi yang berjalan sangat cepat.

c)       Perlu menetapkan prioritas implementasi

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, implementasi e-business ada yang beriringan berjalan dengan sistem lama, implementasi separuh (separuh sistem lama, separuh sistem e-business) atau bahkan implementasi langsung. Dalam hal implementasi perlu memperhatikan prioritas, cara implementasi yang mana yang sangat dibutuhkan perusahaan.

d)      Pemilihan teknologi yang tepat

Tidak semua perusahaan membutuhkan ERP, CRM dan lain sebagainya. Maka dari itu sekali lagi yang perlu ditekankan adalah kebutuhan dari perusahaan menurut tingkat urgensinya. Penggunaan teknologi sebaiknya berdasarkan hal – hal yang menjadi kebutuhan paling mendesak dalam hal menunjang kinerja perusahaan dalam pencapaian tujuan.

e)       Penyiapan sumber daya

Diperlukan banyak sumber daya yang diperlukan dalam penerapan e-business antara lain sumber daya teknologi dan manusia. Dalam hal sumber daya teknologi, perusahaan ada baiknya memperhatikan hal – hal yang menunjang bekerjanya sistem e-business tersebut seperti contohnya penggunaan hardware tertentu, penggunaan jasa web hosting, kerjasama dengan institusi penyedia jasa internet dan lain sebagainya. Sedangkan dalam hal sumber daya manusia perusahaan perlu melatih para pegawainya yang nantinya akan bekerja menggunakan sistem ebusiness. Namun ada baiknya dilakukan perundingan dengan pegawai – pegawai senior untuk melakukan musyawarah apakah sistem layak diterapkan atau tidak.

f)       Pengembangan diserahkan pihak ketiga

Tidak sepenuhnya dalam penerapan e-business dalam pengembangannya ditangani oleh pihak perusahaan sendiri. Diperlukan third party dalam pengembangannya sehingga perusahaan dapat tetap fokus dalam kegiatannya mencapai tujuan.

Dalam strategi e-business IT digunakan untuk membantu menciptakan priduk dan jenis layanan-layanan baru ,mengubah proses bisnis, dan juga menciptakan pasar baru.

Ø  Growth strategy : peningkatan pangsa pasar Dalam staregi e-business IT dapat digunakan untuk mengelola ekspansi bisnis regional dan global.

Ø  Alliance strategy : membangun kerjasama dengan rekan bisnis dan melakuka sinergi dari kompetisi bisnis yang ditekuni oleh masing- masing. Dalam strategi e-business IT dapat digunakan untuk memperluas dan mendukung strategi relasi bisnis.

Ø  Customer oriented strategy : sebuah upaya yang dilakukan untuk membuat konsumen nyaman dan senang. Dalam strategi e-business IT sangat bermanfaat dalam penerepan strategi ini semisal dengan membentuk layanan konsumen melalui situs resmi atau pun e-mail.

Ø  Internal efficiency strategy : peningkatan cara atau metode untuk menciptakan kepuasan karyawan,peningkatan kualitas,produktivitas dan pengambilan keputusan

 

  IV.            PEMBUATAN KEPUTUSAN KONSUMEN E-BUSINESS

Menurut Kotler dan Keller (2009:234) keputusan pembelian merupakan proses psikologis dasar ini memainkan peran penting dalam memahami bagaimana konsumen secara aktual mengambil keputusan pembelian. Para pemasar harus memahami setiap sisi perilaku konsumen. Para konsumen melewati lima tahap proses pembelian, yaitu pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pascapembelian.

a)       Pengenalan Masalah

Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenali masalah atau kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan internal atau eksternal. Para pemasar perlu mengidentifikasi keadaan yang memicu kebutuhan tertentu. Dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen, para pemasar dapat mengidentifikasi rangsangan yang paling sering membangkitkan minat akan kategori produk tertentu. Para pemasar kemudian dapat menyusun strategi pemasaran yang mampu memicu minat konsumen.

b)      Pencarian Informasi

Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak. Yang menjadi perhatian utama pemasar adalah sumber-sumber informasi utama yang menjadi acuan konsumen dan pengaruh relatif tiap sumber tersebut terhadap keputusan pembelian selanjutnya. Sumber informasi konsumen digolongkan ke dalam empat kelompok:

(1) Sumber pribadi (keluarga, teman, tetangga, kenalan)

(2) Sumber komersial (iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan, pajangan di toko)

(3) Sumber publik (media massa, organisasi penentu peringkat konsumen)

(4) Sumber pengalaman (penanganan, pengkajian, dan pemakaian produk)

Jumlah dan pengaruh relatif sumber-sumber informasi itu berbeda-beda bergantung pada kategori produk dan karakteristik pembeli. Melalui pengumpulan informasi, konsumen tersebut mempelajari merek-merek yang bersaing serta fitur merek tersebut.

c)       Evaluasi Alternatif

Terdapat beberapa proses evaluasi keputusan, dan model-model terbaru memandang proses evaluasi konsumen sebagai proses yang berorientasi kognitif, yaitu model tersebut menganggap konsumen membentuk penilaian atas produk dengan sangat sadar dan rasional. Beberapa konsep dapat membantu memahami proses evaluasi konsumen. Pertama, konsumen berusaha memenuhi kebutuhan. Kedua, konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk. Ketiga, konsumen memandang masing-masing produk sebagai sekumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan itu. Atribut yang diminati oleh pembeli berbedabeda tergantung jenis produknya.

d)      Keputusan Pembelian

Dalam tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi atas merek-merek yang ada di dalam kumpulan pilihan. Konsumen tersebut juga dapat membentuk niat untuk membeli merek yang paling disukai. Namun, dua faktor yang berada diantara niat pembeli dan keputusan pembelian, yaitu:

Ø  Sikap orang lain Semakin gencar sikap negatif orang lain dan semakin dekat orang lain tersebut dengan konsumen, konsumen akan semakin mengubah niat pembeliannya. Keadaan sebaliknya juga berlaku.

Ø  Faktor situasi yang tidak terantisipasi Faktor ini dapat muncul dan mengubah niat pembelian. Hal ini terjadi mungkin karena konsumen kehilangan pekerjaan, beberapa pembelian lain yang lebih mendesak, atau pelayanan toko yang dapat mengurungkan niat pembelian.

e)       Perilaku Pasca Pembelian

Setelah membeli produk konsumen akan mengalami level kepuasan atau ketidakpuasan tertentu.

(1)    Ketidakpuasan pasca pembelian

Kepuasan pembeli merupakan fungsi dari seberapa dekat harapan pembeli atas produk dengan kinerja yang dipikirkan pembeli atas produk tersebut. Jika kinerja produk lebih rendah daripada harapan, pelanggan akan kecewa, jika ternyata sesuai harapan pelanggan akan puas dan jika melebihi harapan, pembeli akan sangat puas.

(2)    Tindakan pasca pembelian

Kepuasan dan ketidakpuasan terhadap produk akan mempengaruhi perilaku konsumen selanjutnya. Jika konsumen tersebut puas, ia akan menunjukkan kemungkinan yang lebih tinggi untuk membeli kembali produk tersebut.

(3)    Pemakaian dan pembuangan pasca pembelian

Jika para konsumen menyimpan produk itu ke dalam lemari untuk selamanya, produk tersebut mungkin tidak begitu memuaskan, dan kabar dari mulut ke mulut tidak akan gencar. Jika para konsumen tersebut menjual atau mempertukarkan produk tersebut, penjualan produk baru akan menurun. Para konsumen dapat juga menemukan kegunaan baru produk tersebut. Jika para konsumen membuang produk tertentu, pemasar harus mengetahui cara mereka membuangnya, terutama jika produk tersebut dapat merusak lingkungan.

 

     V.            SENSITIFITAS HARGA

Sensitivitas harga adalah sejauh mana harga suatu produk mempengaruhi perilaku pembelian konsumen. Secara umum, bagaimana permintaan berubah dengan perubahan harga produk.

Dalam ilmu ekonomi, sensitivitas harga biasanya diukur dengan menggunakan elastisitas harga permintaan, atau ukuran perubahan permintaan berdasarkan perubahan harganya. Misalnya, beberapa konsumen tidak bersedia membayar beberapa sen ekstra per galon untuk bensin, terutama jika stasiun dengan harga lebih rendah berada di dekatnya.

Saat mereka mempelajari dan menganalisis sensitivitas harga, perusahaan dan produsen produk dapat membuat keputusan yang tepat tentang produk dan layanan.

1.       Nilai yang unik

2.       Subsitusi

3.       Konsumen akan sangat peka terhadap pengeluaran total

4.       Penyajian biaya

5.       Harga

6.       Persediaan produk sangat mempengaruhi elastisitas harga


Komentar

Postingan Populer